Harianpublik.id, Makassar – Sejumlah mahasiswa yang berasal dari 8 organisasi mahasiswa yang ada di Sulawesi Tenggara (Sultra), menolak keras Kongres Badan Kontak Organisasi Pemuda dan Mahasiswa Sulawesi Tenggara (BAKOPMIST). Mereka menilai Kongres tersebut cacat prosedur dan cacat mekanisme lembaga secara umum.
Pasalnya, Kongres yang rencananya akan dilaksanakan pada Selasa 29 hingga Rabu 30 Maret 2022, di Hotel Claro Makassar ini menetapkan Faridh Reza Fahievi,S. Ars sebagai satu-satunya calon tunggal yang terpilih secara aklamasi.
Acep selaku Koordinator Lapangan menyebut bahwa seluruh Gerak Haluan Organisasi tidak berlandaskan pada AD/ART yang resmi. Sebab setelah fakum selama 20 tahun, pihak steering dan panitia penyelenggara mengeluarkan syarat bakal calon ketua umum yang tidak memiliki acuan yang jelas di mata hukum.
“Agenda kongres yang akan dilaksanakan memang tidak memiliki acuan yang jelas, bahkan setelah fakum selama 20 tahun, AD/ART sebagai pedoman dalam menjalankan organisasi tidak terlihat wujudnya. Namun secara tergesa-gesa pihak steering dan panitia penyelenggara tetap akan menjalankan agenda kongres tanpa melibatkan seluruh lembaga yang berasal dari Sulawesi Tenggara untuk mendudukan masalah krusial lembaga,” ucapnya saat dihubungi Via WhatsApp.
Kongres yang telah vakum selama 20 tahun tersebut justru mendapat penolakan dari beberapa oraganisasi mahasiswa daerah diantaranya IPPMIK (Konawe), IP2M (Konawe Selatan), Kesatuan Mahasiswa Buteng- Makassar (Buton Tengah), Formula, Kekar Bersama (Buton Selatan), IMPIB (Bombana), IMAKAB (Buton), PGLM Makassar (Buton Utara), Hipmawangi, HPMK, HIPPMAT Makassar (Wakatobi)
“Dalam penolakannya, lembaga yang tergabung dalam aliansi Sultra Menolak Kongres menganggap bahwa seluruh agenda proses pelaksanaan kongres memang tidak memiliki acuan administrasi dan terkesan asal-asalan. Karena hal itu, kami yang akan tetap mengawal penolakan agenda ini dan berupaya untuk menggagalkan kongres tersebut yang dinilai cacat administrasi,” tegas Acep.
Acep yang juga berasal dari Sultra dan bersatatus sebagai mahasiswa aktif di salah satu kampus Makassar menilai, agenda kongres tersebut juga memiliki kecacatan dari aspek persyaratan calon ketua umum.
Disebutkan penilaian itu ia katakan cacat dalam merumuskan poin-poin yang ada pada persyaratan bakal calon. Pertama, agenda kongres tidak adanya komunikasi lintas lembaga Daerah se-Sultra dalam menyepakati perihal akan di adakannya kongres BAKOPMIST.
Oleh karena itu, Ketua Koordinator Lapangan Aliansi Sultra Penolak Kongres ini menambahkan, pemilihan formateur ketua umum di kongres nanti bukan berada pada pengakuan lembaga mahasiswa daerah yang menolak, karena dianggap tidak qourum dalam pelaksanaan pemilihan.
“Dari seluruh persyaratan bakal calon yang dirumuskan oleh steering memang tidak mengantongi kesepatakan seluruh lembaga-lembaga mahasiwa asal Sultra, hanya beberapa lembaga yang dilibatkan dalam merumuskan syarat itu. Bahkan lembaga yang tidak dilibatkan itu meminta kepada steering untuk mendiskusikan bersama terkait masalah persyaratan yang dinilai asal-asalan itu,” pungkasnya. (**)
Penulis: And
Komentar