La Ode Mohitu, Dari DPRD Jayapura Menuju Bupati Muna

Harianpublik.id – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Jayapura, La Ode Mohitu menyatakan bahwa dirinya siap mengikuti kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Muna tahun 2024 mendatang.

Niat itu ia sampaikan atas dasar keinginannya membangun Kabupaten Muna menjadi dearah yang lebih baik. Menurutnya, Kabupaten Muna membutuhkan pembangunan yang signifikan, seperti pelayanan publik dan infrastruktur.

“Kita tahu sendiri Muna yang sekarang bagaimana modelnya saat ini. Saya sendiri lahir di Muna dan besar disana, sejak saya dewasa masyarakat selalu mengeluh soal pelayanan dan infrastrukutur,” jelasnya saat dihubungi media ini pada Kamis (23/6/2022) lalu.

Selain itu, Mohitu juga berkeinginan melakukan perubahan untuk kampung halamannya tersebut. Salah satunya memanfaatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk pembangunan pelayanan publik dan infrastruktur.

Mohitu menyebut, salah satu penyebab lambannya pembanguan di Kabupaten Muna dikarenakan masih terjebak dalam konsep tidak ada Penghasilan Asli Daerah (PAD).

“Selama ini kita terjebak dengan konsep tidak adanya PAD di Muna. Padahal APBD jelas, di pusat banyak anggaran. Intinya yang akan kita coba melobi dan ini tergantung dari pimpinan,” ucapnya.

Selain itu, Ode sapaan akrabnya juga menyoroti pengelolaan hasil pertanian di Kabupaten Muna. Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu menilai ada yang belum maksimal dalam pengelolaan pertanian, termasuk penjualannya.

“Nanti kita juga bisa melihat di sektor pertanian, misalnya menyediakan anggaran untuk membeli hasil pertanian masyarakat untuk dijual keluar kabupaten muna,” katanya.

Sambung dia, pemerintah mesti membeli produk pertanian masyarakat. Selain untuk mensejahterakan para petani, juga bagian dari upaya menjaga stok pangan agar tetap stabil. Bahkan dengan ketersediaan stok pangan, akan menekan terjadinya inflasi di Kabupaten Muna.

“Mulai dari hasil perkebunan, rumput laut, kopra dan hasil pertanian lainnya. Kita inginkan ini pemerintah yang beli sehingga masyarakat pengeluarannya berkurang mulai dari akomoadasi barang hingga faktor pendukung lainnya. Kalua kita yang beli uang hasil penjualannya itu dia belanjakan di Muna,” jelasnya.

Selain sektor pertanian, Ode juga melirik peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Muna. Ia berupaya mendorong para calon mahasiswa tidak berpikir lagi harus kuliah di luar daerah, tetapi kuliah di Muna.

Sementara itu, untuk sektor pariwisata, pemeliharaan situs-situs kuno bersejarah di Masjid Muna juga harus diperhatikan. Selain untuk menarik wisatawan, upaya tersebut juga bagian dari melestarikan sejarah Kabupaten Muna.

“Terkait pariwisata tidak hanya alam, tetapi wisata sejarah juga, Ini berada di Kampung Lama Wuna, yaitu infrastukturnya dan pemeliharaan situs kuno di Masjid Muna,” tutur dia lagi.

Ode menambahkan, pemerintah harus juga melihat kerajinan lokal, bagaimana ada intervensi pemerintah dalam mengangkat dan menghidupkan usaha kreatif sebagai wujud menghargai budaya dan kearifan lokal di Muna. Seperti kerajinan rumahan kain tenun Muna.

“Dalam setiap minggu di hari kerja tentu ada satu hari bagi semua pegawai Pemda maupun swasta menggunakan busana daerah, dan itu kita wajibkan. Ini cara pemerintah melakukan intervensi mengangkat budaya kerajinan kain tenun muna dan secara tidak langsung pemerinta menghidupkan usaha-usaha kreatif lewat kerajinan rumahan,” ujar Ode.

Untuk aspek keamanan, ia menilai perlu diperhatikan. Sebab, rendahnya tingkat keamanan di satu daerah bisa membuat orang-orang enggan berkunjung.

Ode memikirkan kelak ketika nantinya terpilih sebagai Bupati Muna, pemerintah harus membuka program petani milenial dengan menyediakan lahan dan modal. Sedangkan yang jadi petani harusnya orang yang memiliki keilmuan pada bidang tersebut.

“Kalau kita melihat banyak yang hanya ingin jadi PNS dan dan tidak mau bertani. Gengsi harus dibuang jauh-jauh. Petani milenial ini dipantau langsung oleh pemerintah, para petani ini menawarkan konsep yang menarik dalam pengembangan konsep tersebut,” tukas pria kelahiran Muna itu.

“Kita ambil contoh di kampung lama, banyak lahan kosong, artinya banyaklah yang bisa kita lihat tinggal bagaimana manajemen tentang membangun daerah itu sendiri,” ucap legislator itu.

Pada pertarungan Kepala Daerah Kabupaten Muna 2024 mendatang, Ode mengusung konsep “Siap Mengabdi Tanpa Khianat”. Konsep tersebut bermakna dirinya akan komitmen dengan janji sebagai kepala daerah.

“Kita akan fokus dengan program ke depannya dan tidak meninggalkan masyarakat. Lima tahun menjabat, lima tahun juga kita mengabdi,” tandas La Ode Mohitu. (**)

Penulis: Manto

Komentar