harianpublik.id-Buteng – Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pembangunan fisik Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Buton Tengah (Buteng) di tahun 2022 ini mengalami penurunan.
Di tahun 2021, nilai DAK Dikbud Buteng mencapai 23 miliar, tahun ini hanya dijatah 18 miliar. Pasalnya, bukan hanya nilai anggaran DAK yang menurun, organisasi perangkat daerah tersebut juga tidak mendapatkan Dana Alokasi Umum (DAU).
“DAK mengalami penurunan dari Rp23 miliar di tahun 2021 menjadi 18 miliar tahun ini. Kita tidak dapat DAU, jadi hanya mengandalkan DAK fisik. Sepertinya kondisi ini juga terjadi di daerah lain. Instansi lain di Buteng juga DAK nya menurun,” jelas Kadikbud Buteng Abdullah, Kamis (27/1).
Kadis memaparkan bahwa DAK Rp18 miliar tersebut bakal digunakan untuk rehabilitasi Ruang Kelas Baru (RKB), toilet, perpustakaan, laboratorium, hingga pembangunan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Lanjut Abdullah, jumlah sekolah dengan kondisi bangunan yang kurang layak saat ini masih cukup banyak, sehingga dengan adanya anggaran yang tersedia, pembangunan akan tetap berlanjut berdasarkan skala prioritas.
“Masih ada bangunan sekolah-sekolah yang bangunannya tidak layak. Untuk sekarang kita hanya mengandalkan DAK. Tahun lalu masih ada program dari PUPR provinsi yaitu rehabilitasi dua sekolah di Kecamatan Talaga Raya dan Mawasangka. Kita berharap ada lagi program serupa,” tambahnya.
Selain DAK yang menurun dan tidak adanya DAU, Abdullah menuturkan jika instansi yang dipimpinnya itu dialokasikan dana Rp154,7 miliar dari APBD tahun 2022. Nilai tersebut dikatakan Kadikbud Buteng ini menurun dari tahun 2021 yang berada di angka 159,6 miliar.
Meski pun demikian, persentase tersebut melebihi 20 persen dari total APBD. Kemudian salah satu pos anggaran terbesarnya adalah gaji tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. (**)
Reporter: And
Komentar