harianpublik.id-Kendari – Wali Kota Kendari H. Sulkarnain Kadir mengajak semua pihak di Kota Kendari untuk bergandengan tangan bersatu dan bersama-sama membangun Kota Kendari.
Ia juga meminta masyarakat agar tidak terprovokasi dengan persoalan yang selalu membawa identitas tertentu.
Hal itu disampaikan Sulkarnain dialog interaktif luar studio Radio Republik Indonesia (RRI) Kendari dengan teman Jaga Kotaku, Kamis (23/12/2021).
Wali Kota Kendari dan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sultra Sarjono menjadi narasumber dalam dialog yang dipandu penyiar RRI Atto Raidi.
“Salah satu cara untuk menghindari konflik itu tidak menggeneralisir artinya kalo ada kejadian yang melibatkan org per orang jangan identitas orang tersebut di tonjolkan,” ucap Walikota seperti dikutip dari laman Facebook Pemkot Kendari, Jumat (24/12).
Pasangan Siska Karina Imran ini menambahkan, dalam perayaan Natal dan tahun baru melakukan kegiatan yang lebih pada perenungan dan kontemplasi, kemudian merencanakan di tahun 2022, tanpa harus dengan evoria berlebihan.
“Kita harus tetap waspada dengan Covid 19 apalagi dengan varian baru harus kita waspadai bersama, sehingga kita bisa selamat nanti melewati dengan aman sentosa, menatap tahun 2022 dengan optimis dan dengan semangat yang lebih baik lagi di tahun 2022 yang akan datang,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua PWI Sultra Sarjono meminta semua pihak, semua elemen serta semua komunitas untuk menyadari bahwa kita ditakdirkan untuk bersama sama di Kota Kendari. Termasuk peran pers dalam menyajikan pemberitaan yang menyejukkan.
“Saya mengajak teman-teman dengan mengedarkan himbauan supaya kita menyebarkan informasi berita fakta, obyektif tapi yang terpenting adalah kita selalu dalam suasana kebatinan yang keterikatan satu sama yang lain dan betapa besarnya wartawan kalo menyebarkan berita yang akhirnya menimbulkan keteduhan, kesabaran, bukan malah memancing kita semakin panas,” ucapnya.
Dia menambahkan, saat ini pers sebagai arus utama media mainstream dihadapan pada ujian memastikan informasi itu benar serta harus menjawab pertanyaan publik tentang kebenaran itu.
“Di media RRI atau di media sosial? itu yang harus kita buktikan, kita harus pastikan bahwa yang benar itu adalah media arus utama,” tutupnya. (**)
Komentar