Dinkes Sultra: Inovasi Wolbachia Cegah Penyebaran DBD

Harianpublik.id,Kendari – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) setuju dengan penerapkan inovasi pengembangbiakan bakteri Wolbachia untuk menurunkan penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui nyamuk Aedes aegypti.

Pasalnya, DBD masih menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia. Sejumlah strategi pun sudah dilakukan mulai dari abate sampai melakukan fogging di masyarakat. Bakteri Wolbachia menjadi salah satu inovasi yang terbukti dapat menurunkan angka penyakit dan kematian dalam kasus DBD.

Kepala Bidang (Kabid) pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) Dinkes Sultra, Muhammad Ridwan, mengatakan, di wilayah Sultra belum diketahui kapan akan ikut serta dalam program inovasi teknologi Wolbachia.

“Belum ada kabar dari Depertemen Kesehatan terkait dengan pengembangbiakan nyamuk mengandung Wolbachia yang berfungsi untuk mencegah replikasi dari DBD,” ucapnya, pada Senin (27/11/2023).

Ridwan menyebutkan bahwa inovasi teknologi Wolbachia sudah diteliti di berbagai negara salah satunya Indonesia di wilayah Bantul.

“Di Bantul modifikasi terkait dari bakteri Wolbachia tersebut dapat menurunkan angka kasus DBD sampai 77 persen dan angka kesembuhan orang mencapai 84 persen,” terangnya.

Dia juga menjelaskan, pengembangbiakan nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia dilakukan menggunakan bibit nyamuk Aedes aegypti berupa telur-telur nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia, yang nantinya dibagikan kepada masyarakat untuk dibudidayakan dengan kriteria tertentu sampai menjadi nyamuk, kemudian akan diujicoba kembali selama 6 bulan.

“Strategi yang dilakukan dalam pemilihan Wolbachia yaitu dengan nyamuk jantan dimasukkan Wolbachia, kemudian dikawinkan dengan nyamuk betina yang tidak mengandung Wolbachia. Dengan harapan turunan dari pada nyamuk tersebut dapat mengandung Wolbachia karena prinsip kerjanya adalah mencegah replikasi atau mencegah pengembang biakan virus dengue,” pungkasnya. (**)

Penulis: Fatma/Mia

Komentar