Witing tresno jalaran soko kulino. Keseringan ketemu di warung kopi, akhirnya malah ngopi bareng di atas kasur.
Sephia, 27, adalah tetangga Donwori, 33, dan Karin, 30. Sephia baru hitungan bulan ngekos didekat rumah Donwori.
Saking ramahnya, meskipun belum genap setahun namun Sephia sudah jadi ‘perbincangan.’ Tak hanya perbincangan kaum Adam, tapi juga emak-emak yang merasa terancam statusnya dengan kehadiran perempuan berbodi aduhai itu.
Salah satu emak yang merasa resah itu adalah Karin. “Yok opo gak ngelu nek Mas Wori bolak-balik nyebut jenenge Sephia,” keluh Karin ditemui di Pengadilan Agama (PA) Klas IA Surabaya, awal pekan lalu.
Dari sekadar nyebut nama, Donwori gercep alias gerak cepat. Kabar yang beredar santer di lingkungan mereka, Donwori sering ketemu Sephia. TKP-nya di warkop, warung kopi yang jaraknya tak lebih dari satu kilometer dari rumah mereka.
“Ternyata gendakane neng warkop cedak omah. Podo-podo seneng ngopi,” lanjut Karin.
Karin tak begitu saja mau memercayai kabar burung itu. Ia pun membuktikan sendiri kabar itu. Karin mendatangi warkop yang biasa dipakai mangkal Donwori dan Sephia.
“Benar juga, Mas Wori ambek Sephia ngopi bengi-bengi. Gak sekali dua kali, tapi sering banget. Ngunu kok pamite ketemuan ambek koncone. Ternyata malah gendakan, sampek turu bareng,” ujarnya.
Didesak istrinya, Donwori secara gentle mengaku sudah kepincut dengan Sephia. Versinya, Sephia membuatnya nyaman dan bisa memahami dia. “Krungu ngunu, aku koyok ditapuk setan. Wis gak atek mikir maneh, aku muleh nok wong tuwoku,” urainya.
Donwori tak berusaha mencegah Karin purik. Ia biarkan saja perempuan yang sudah dinikahinya selama lima tahun itu, pulang ke rumah orang tuanya.
“Karena wis gak diaboti maneh, yo akhire aku pilih cerai, Mas. Berarti Mas Wori memang wis gak seneng ambek aku,” kata Karin, pasrah.
Sumber : Inikatasultra.com
Komentar