HarianPublik.id,Konawe Utara – Jembatan Bailey yang terletak di Desa Sambandete, Kecamatan Oheo, Kabupaten Konawe Utara (Konut), kini sudah bisa digunakan usai diresmikan oleh Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Andi Sumangerukka, pada Jumat, 25 Juli 2025.
Pasalnya, jembatan dengan panjang 51 meter ini dibangun sebagai penanganan darurat akibat putusnya konektivitas jalan karena banjir yang kerap melanda kawasan itu.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur menyampaikan bahwa pembangunan jembatan tersebut merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam menjawab kebutuhan mendesak masyarakat akan akses jalan yang aman dan layak.
Ia menyebutkan bahwa sempat ada kekhawatiran jembatan harus didatangkan dari Sulawesi Selatan, namun ternyata stok Jembatan Bailey tersedia di wilayah sendiri dan bisa langsung digunakan.
“Alhamdulillah, dengan kondisi darurat dan dukungan dana Belanja Tidak Terduga (BTT), kita bisa segera membangun jembatan ini. Kalau tidak tersedia anggaran, saya bahkan siap pakai dana pribadi karena ini menyangkut keselamatan masyarakat,” tegas Gubernur.
Gubernur menambahkan, meskipun jembatan ini bersifat sementara, pemerintah telah merencanakan pembangunan jembatan permanen yang dijadwalkan mulai tahun 2026 dengan estimasi anggaran.
“Untuk saat ini, manfaatkan jembatan ini dengan baik, jaga dan pelihara. Karena ini merupakan penghubung utama antara Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah, serta jalur penting distribusi dan pelayanan masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi, dan Tata Ruang Sultra, Martin Effendi Patulak, dalam laporannya menyampaikan tujuan pembangunan jembatan ini antara lain Memulihkan konektivitas antarwilayah di Kabupaten Konawe Utara; Menjamin kelancaran distribusi logistik masyarakat; serta Menunjang pelayanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan kegiatan ekonomi.
Jembatan Bailey yang dibangun memiliki total panjang 51 meter dengan tiga segmen, dan waktu pelaksanaan pekerjaan selama 75 hari kalender. Total anggaran pembangunan sebesar Rp3,191 miliar, bersumber dari dana Belanja Tidak Terduga (BTT) APBD Provinsi Sulawesi Tenggara. Material jembatan berasal dari Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah Provinsi Sultra.
Jembatan ini dinyatakan aman digunakan untuk kendaraan roda dua dan roda empat, dengan kapasitas hingga 25 ton. Pemakaian perdana secara simbolis dilakukan langsung oleh Gubernur setelah acara peresmian.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara berharap kehadiran jembatan ini dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat dan meningkatkan mobilitas, serta pelayanan publik lintas kabupaten dan provinsi, khususnya pada masa-masa darurat bencana seperti banjir. (**)
Komentar