Harianpublik.id,Jakarta – Puluhan massa aksi yang terhimpun dalam Forum Mahasiswa Pemerhati Investasi Pertambangan (Forsemesta) kembali menggelar aksi demonstrasi di Kantor Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup Republik Indonesia (KLHK RI) dan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (ESDM RI), Kamis 14/4/2022.
Demo Forsemesta untuk kedua kalinya ini, masih menuntut terkait persoalan yang terjadi di tubuh Perusahaan Daerah (Perusda) Kabupaten Kolaka yaitu PD. Aneka Usaha Kolaka.
Mereka meminta agar Kementerian ESDM menerbitkan rekomendasi pencabutan IUP, Pencabutan Sertifikat CnC dan Penolakan RKAB Perusda Kolaka PD. Aneka Usaha Kolaka. Tak hanya itu, massa aksi juga meminta Direktorat Jenderal Penegakkan Hukum KLHK RI untuk memeriksa Direktur Utama PD Aneka Usaha Armansyah, S.E. atas dugaan ilegal mining pada kegiatan produksi pertambangan dalam kawasan hutan yang dapat di konversi (HPK) tanpa mengantongi Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH).
“Kami meminta Dirjen Minerba Kementerian ESDM RI segera melakukan pencabutan IUP, Pencabutan Sertifikat CnC dan Penolakan RKAB Perusda Kolaka PD. Aneka Usaha Kolaka atas sejumlah dugaan pelanggaran yang telah dilakukannya,” ucap Presidium Forsemesta, Ahmad Iswanto saat menyampaikan orasinya.
Ahmad Syauqi selaku Kepala Subdirektorat Perlindungan Lingkungan Mineral dan Batubara Kementerian ESDM RI saat menerima demonstrasi, menyampaikan akan segera meneruskan laporan massa Aksi kepada Dirjen Minerba untuk segera ditindaklanjuti.
“Laporan teman-teman akan segera saya sampaikan ke Dirjen untuk secepatnya ditindak lanjuti. Ketika di lapangan kami dapatkan memang betul apa yang disampaikan teman-teman,maka kami tidak akan ragu untuk secepatnya memberikan rekomendasi ke Kementrian ESDM RI, untuk segera mengabulkan tuntutan teman-teman terkait penolakan pengajuan RKAB bahkan yang paling prinsip soal pencabutan IUP,” katanya.
Setelah menyampaikan laporan di Ditjend Minerba Kementerian ESDM RI, Forsemesta kemudian melanjutkan demonstrasinya ke Kantor KLHK RI. Mereka meminta Direktorat Jenderal Penegakkan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK RI untuk segera memeriksa dan memproses hukum Direktur Utama Perusahaan Daerah PD. Aneka Usaha Kolaka atas dugaan kegiatan Pertambangan perusda kolaka di Kawasan HPK.
“Kami minta Gakkum KLHK RI segera periksa dan proses hukum Direktur Utama Perusahaan Daerah PD. Aneka Usaha Kolaka karena diduga melakukan aktivitas pertambangan di Kawasan HPK perbuatan tersebut telah melanggar Pasal 50 ayat (3) huruf g jo. Pasal 38 ayat (3) UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,” tegas Iswanto.
Di tempat yang sama, Suryanta Sapta Atmaja selaku Kasubag Aduan Kementrian KLHK mengatakan, secepatnya akan menyampaikan ke Dirjen Gakkum KLHK. Namun Ia menuturkan bahwa untuk memeriksa laporan yang disampaikan oleh Forsemesta terlebih dulu. Pihaknya tentu akan bekerja sama dengan pihak Bareskrim Mabes Polri, apabila laporan rekan-rekan terbukti maka perusahaan tersebut akan segera di proses hukum.
“Secepatnya akan saya sampaikan ke Gakkum KLHK, untuk memeriksa laporan yang di sampaikan oleh rekan-rekan. Dalam pemeriksaan Gakkum akan bekerja sama dengan pihak Bareskrim Mabes Polri. Apabila laporan rekan-rekan terbukti maka perusahaan tersebut akan segera diproses hukum,” pungkasnya.
Selain dugaan Ilegal mining, minggu depan Forsemesta juga akan melaporkan indikasi penyelewengan dana penyertaan modal Perusda yang diduga dilakukan oleh Direktur Utama PD Aneka Usaha Kolaka, Armansyah, S.E. pada biaya kegiatan penambangan sejak tahun 2018 hingga tahun 2021 ke Kejaksaan Agung dan KPK RI.
“Selain kegiatan pertambangan mereka di dalam kawasan HPK, kami juga akan melaporkan indikasi penyelewengan dana penyertaan modal PD. Aneka Usaha Kolaka yang diduga dilakukan oleh direkturnya ke Kejaksaan Agung dan KPK RI. Semua data terkait itu akan kami serahkan,” tandasnya.
Untuk diketahui, PD. Aneka Usaha Kolaka melakukan aktivitas pertambangan di Pomala, Kolaka. Perusahaan daerah ini mengantongi IUP OP dengan Nomor: 299/DPM-PTSP/IV/2018 memiliki Lahan seluas 340,00 Ha. (**)
Komentar