Harianpublik.id,Buteng – Penjabat Bupati Buton Tengah Muhammad Yusup secara resmi melantik dan mengukuhkan sebanyak 54 orang pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang tergabung dalam pengurus Persatuan Wradatama Republik Indonesia (PWRI) masa bhakti 2022-2027 di Gedung Azzahra, Kecamatan Lakudo, pada Senin (22/8/2022) kemarin.
Pengukuhan yang terbentuk pertama kali di Buton Tengah ini dihadiri langsung oleh Ketua PWRI Sulawesi Tenggara Yusran A Silondae beserta jajaran pengurus tingkat provinsi.
Dikatakan Yusup pengukuhan dan pelantikan organisasi PWRI di Negeri Seribu Goa ini merupakan suatu kesyukuran tersendiri bagi Pemda Buteng, dimana pensiunan memiliki wadah yang tepat untuk menyumbangkan ide dan gagasan dalam mengawal pembangunan daerah.
“Pensiunan itu tidak hanya berhenti sampai disini, mereka masih bisa menyumbangkan sesuatu untuk daerah. Lebih spesifik orang tua kita yang sudah pensiun ini bisa terorganisir lebih baik serta bisa menyumbangkan pikiran dan tenaganya untuk daerah. Tidak berhenti saat dia pensiun tetapi masih bisa berkarya untuk daerah khususnya di Buton Tengah,” ucap Yusup.
Dengan terbentuknya PWRI, Pj Bupati Buteng percaya kedepannya wadah ini dapat memberikan kontriubsi yang besar untuk kemajuan daerah. Yusup pun berharap pensiunan yang hari ini tergabung dalam kepengurusan PWRI Buteng tidak berhenti untuk senantiasa menyumbangkan gagasan dalam mengawal pembangunan buteng.
“Saya berharap kepada seluruh pensiunan yang tergabung dalam PWRI hari ini untuk senantiasa menyumbangkan pikiran dan gagasan. Saya percaya saudara semua adalah orang-orang hebat dan PWRI akan memberikan kontribusi yang besar untuk kemajuan daerah sebab saudara semua saya yakin telah banyak memiliki pengalaman yang dapat diimplementasikan dalam pembangunan daerah,” tukas Yusup.
Sementara itu, Ketua PWRI Sultra Yusran Silondae mengungkapkan bahwa pensiunan memiliki moto pengabdian tanpa akhir, pengabdian kepada bangsa dan negara tidak boleh berakhir hingga akhir hayat. PWRI merupakan wadah silaturahmi antar pensiunan usai purna bakti, para pensiunan biasanya kembali ke tempat masing-masing. Tidak ada lagi wadah berhimpun sebagaimana ketika aktif sebagai pensiun sebelumnya.
Sehingga dengan terbentuknya PWRI Buteng diharapkan dapat menghidupkan semangat kebersamaan para pensiunan. Tokoh-tokoh pensiunan biasanya orang menjadi panutan di lingkungannya. Sebagai tokoh, pensiunan ini seyogyanya memberikan teladan dalam kehidupan bermasyarakat untuk ikut berpartisipasi terhadap pembangunan.
“Wadah untuk tetap berpartisipasi dalam pembangunan daerah. Bagaimanapun, pensiunan dengan pengalaman-pengalamannya di berbagai bidang, masih sangat berpotensi membantu pemerintah daerah dan negara dalam rangka mendorong akselerasi pembangunan,” ujarnya.
Diakhir sambutannya, Yusran Silondae memastikan PWRI sebagai ormas independen, bukan undergo dari salah satu kegiatan partai politik. Seorang PNS setelah pensiun bebas menentukan hak politiknya. Namun, dalam berpolitik tidak boleh mencatut nama PWRI.
“Tidak ada agenda-agenda politik di tubuh organisasi. Hak politik secara individual diberikan kepada masing-masing anggota. Tapi sebagai warga negara untuk memberikan pengabdian kepada masyarakat, itu boleh,” tandasnya. (**)
Penulis: And
Komentar