Dinas Perikanan dan Kelautan Buteng Terus Genjot Pemberdayaan Komoditas Ikan Teri

Harianpublik.id,Buteng – Dalam rangka mendukung program Usaha Ekonomi Kreatif Masyarakat di Negeri 1000 Goa, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Buton Tengah (Buteng) telah mengambil langkah pemberdayaan komoditas ikan teri yang telah digenjot sejak tahun 2021.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Buteng, Rijal, SE bahwa sejak tahun 2021, pihaknya telah mendorong kemandirian dan membantu kesejahteraan nelayan ikan teri yang masing-masing didukung pula pada program optimalisasi alat tangkap yang tersebar di beberapa kecamatan.



“Fasilitas tangkap ikan teri kita yang ada di masyarakat itu sebanyak 220 unit. Dan untuk mendukung program Pj Bupati mengenai alat tangkap itu sudah lebih. Alat tangkap tersebut menyebar mulai dari desa Terapung sampai Mawasangka Timur. Kemudian semua alat yang tersebar di Buteng ini sudah cukup untuk penangkapan teri,” tutur Rijal saat diwawancara di depan Kantor Bupati Buteng, Kamis (2/6/2022).

Rijal menyebut program yang telah direncanakan sejak tahun 2021 ini akan diusulkan melalui anggaran perubahan. Apabila disetujui, pihaknya akan mengambil langkah awal dengan mengadakan pelatihan bagi masyarakat yang memiliki potensi dalam pengolahan ikan teri.

“Nanti sekarang kita akan melapor pada Bupati dalam bentuk dukungan anggaran supaya kita mengadakan pelatihan kepada masyarakat yang ingin mengolah hasil produksi perikanan. Akan kita ajukan di anggaran perubahan jika disetujui, kalau tidak berarti kita mulai di tahun 2023. Jadi itu target kami bagaimana masyarakat bisa menghasilkan pendapatan rumah tangga mereka dari berbagai olahan ikan teri,” ucapnya.

Secara strategis sasaran dari aktifitas ekspor ikan teri ini dapat menjadikan produk unggulan di Buteng dikenal di luar Pulau Buton. Terbukti dengan ekspor yang selama ini tercatat setiap tahunnya rata-rata berkisar 1.200 ton yang terkirim di daerah Pulau Jawa.

“Potensi teri kita yang ada di Buteng ini berkisar dari Mei sampai Desember itu produksi teri terbesar. Sedangkan di Januari sampai April itu memasuki musim barat dimana masa istirahat perbaikan alat tangkap. Dan kita punya produksi pertahun itu rata-rata sampai di atas kurang lebih 1.200 ton,” papar Rijal.

Pria itu menambahkan, meskipun sistem penjualan yang dilakukan selama ini masih dalam bentuk gelondongan, namun pihak Pemda Buteng melalui Dinas Perikanan terus berupaya agar kedepannya seluruh aktifitas ekspor impor. Ikan teri Buteng memiliki brand tersendiri yang bertujuan untuk memperkenalkan produk unggulan daerah dikenal hingga Mancanegara.

“Penjualannya rata-rata dilakukan dalam bentuk gelondongan. Jadi kami ingin memberikan masukan ke Bupati kalau memang gelondongan ekspor yang akan dilakukan itu harus berlabel teri Buteng dalam bentuk dos besar. Kita berharap kedepan ini bukan hanya medan yang punya brand teri, tapi kita juga di Buteng bisa manfaatkan sebagai produk unggulan,” harapnya.

Selanjutnya masih kata Rijal, mengenai brand dari produk ikan teri, pihaknya setahun ini menggenjot desain kemasan yang di dalamnya akan disertakan BPOM dan Depkes untuk menjadikan produksi tersebut tidak diragukan lagi oleh masyarakat Nusantara khususnya. Sebab dengan adanya Pengawasan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan dapat menjadi kekuatan penuh untuk produksi ikan teri memasuki persaingan pasar.

“Kita harus mengirim dan mendatangkan pelatih khusus kemasan yang menyertakan BPOM dan DEPKES. Karena harapan kami produk ini nanti tidak hanya berlaku di Buteng tetapi dapat diekspor ke seluruh nusantara dan itu sudah kami lakukan langkah-langkah. Tindak lanjutnya itu tinggal dukungan anggaran Pemda karena hal ini membutuhkan anggaran yang agak besar untuk melatih semua orang yang ingin berusaha di bidang perikanan,” cetusnya.

Sementara itu, untuk perikanan alat tangkap lainnya, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan ini mengaku belum memiliki inovasi lebih lanjut. Sebab pihaknya saat ini benar-benar fokus mengembangkan potensi ikan teri agar kedepannya penjualan di luar Buteng tidak lagi dilakukan dalam bentuk gelondongan.

“Untuk perikanan tangkap lainnya kami belum punya inovasi masih berjalan seperti biasa. Saat ini fokus kami masih di ikan teri agar kedepannya tidak lagi dijual dalam bentuk gelondongan tapi dalam bentuk kemasan. Harapan kami satu persatu dulu yang dilakukan dalam pengembangan usaha ekonomi kreatif agar hasilnya juga maksimal,” pungkas Rijal. (**)

Penulis: And

Komentar