Harianpublik.id Kendari – Mantan Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) periode 2008-2013 dan 2013 – 2017, Nur Alam hirup udara bebas usai bebas bersyarat dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat sejak 16 Januari 2024 lalu.
Pada Kamis (18/1), Nur Alam akhirnya bisa pulang dan menginjakkan kaki di kampung halamannya. Kepulangan Mantan Guburnur Sultra itu disambut ribuan masyarakat yang memadati Bandara Haluoleo.
Tak hanya di Bandara, di sejumlah sisi jalan dan di gerbang perbatasan Kota Kendari – Konsel juga dipadati warga yang ingin menyambut menyaksikan kembalinya mantan penguasa Bumi Anoa itu.
Di hadapan ribuan masyarakat, Nur Alam menyampaikan rasa terima kasihnya atas antusias serta sambutan luar biasa yang diberikan masyarakat Sultra.
“Hari ini rasa pesimis, malu dan terpuruk saya hilang seketika setelah melihat dan merasakan bahwa masyarakat Sulawesi Tenggara masih merindukan saya yang dibuktikan dengan silaturahmi kita pada hari ini,” ucap Nur Alam setibanya di Kendari.
Dia mengatakan setelah sampai di Kendari, dirinya tidak bisa lagi berbicara seperti enam setengah tahun yang lalu. Mengingat, saat ini statusnya adalah sebagai warga biasa bukan lagi sebagai Gubernur Sultra.
Selain itu, ia juga berterima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan potongan hukuman penjara baginya selama lima setengah tahun. Meskipun statusnya masih bebas bersyarat akan tetapi ia tetap bersyukur karena sudah bisa kembali ke tanah kelahirannya dan bertemu lagi dengan masyarakat Sulawesi Tenggara.
Tak lupa pula ia memohon maaf kepada seluruh masyarakat Sulawesi Tenggara yang mungkin merasa kecewa kepadanya akibat kasus yang menimpanya beberapa tahun yang lalu.
“Saya hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan yang terpenting saya telah membayar kesalahan itu dengan hukuman yang saya jalani selama ini,” katanya.
Selain dipadati ribuan masyarakat, di kediaman Nur Alam juga hadir sejumlah tokoh, diantaranya Masyur Masie Abunawas (Mantan Walikota Kendari), Asrun (Mantan Walikota Kendari dua periode), Lukman Abunawas (Mantan Wagub Sultra), LM Rajiun Tumada (Mantan Bupati Muna Barat), Rasyid (Wakil Bupati Konawe Selatan), Bisman Saranani (tokoh masyarakat Tolaki) dan sejumlah mantan pejabat provinsi, anggota DPRD Sultra dan pejabat Kota Kendari. (**)
Komentar