Harianpublik.id,Kendari – Berdasarkan pemetaan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), ada sejumlah daerah di Bumi Anoa yang rawan terdampak kekeringan akibat fenomena El Nino.
El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Singkatnya, El Nino memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.
Daerah rawan El Nino di Sultra yakni Kecamatan Rorowatu Utara, Lantari Jaya, Poleang Utara, dan Poleng Tengah di Kabupaten Bombana.
Selanjutnya, Kecamatan Andoolo, Andoolo Barat, Palangga, Lainea, Laeya, di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel). Lalu kemudian, Kecamatan Kapoiala, Wonggeduku, Puriala, dan Wawotobi di Kabupaten Konawe.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sultra, Asrun Lio menyebut, El Nino ini bisa memberikan dampak negatif juga dampak positif. Di mana dampak negatifnya, kata dia terjadinya kekeringan yang akan mempengaruhi sektor pertanian.
“Karena lahan-lahan pertanian yang membutuhkan air itu kan terjadi kekeringan yang disebabkan el nino itu,” jelasnya.
Namun, lanjutnya, disisi lain terdapat hal positif misalnya di sektor perairan laut, yang menyebabkan potensi panen ikan melimpah.
“Karena ikan-ikan segar itu naik, dan gampang ditangkap. Tentu disatu sisi memang terjadi kekeringan, tapi disisi lain perairan kita bisa mendapat kemudahan dalam menangkap ikan,” tandasnya. (Red/Edisi)
Komentar