Mahasiswa KKN IAIN Kendari Beri Pelatihan Pemanfaatan Limbah Kelapa Bagi Emak – emak di Munse Konkep

Harianpublik.id,Konkep – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Intitute Agama Islam Negeri Kendari (IAIN) bersama Pemerintah Kelurahan Munse Kecamatan Wawonii Timur, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) menggelar pelatihan kerja kepada ibu ibu Dasawisma Kelurahan Munse untuk pemanfaatan limbah kelapa dan umbi gadung atau ONDO.

Pelatihan itu berlangsung di Kantor Kelurahan Munse pada Senin (15/8/2022). Turut hadir Lurah Munse Jumrin beserta perangkatnya, dan Dosen Pembimbing IAIN Kendari, Syahrul Mubarak.

Pemanfaatan umbi gadung atau masyarakat Wawonii mengenal dengan nama ONDO merupakan objek observasi mahasiswa yang menjadi ”Pestina” sebagai pupuk pembunuh hama padi, sedangkan limba kelapa berguna untuk cocopeat atau media tanam, dan arang bricket.

Salah seorang mahasiswa KKN IAIN Kendari, Sultan Ahmad Fauzan menjelaskan bahwa salah satu dasar lahirnya inovasi tersebut melalui observasi pengolahan dan pemanfaatan umbi gadung dan limba kelapa merupakan tugas yang diberikan oleh pihak IAIN Kendari, guna memanfaatkan potensi alam atau aset yang ada di kelurahan/desa setempat atau biasa disebut dengan Aset, Based, Comunity, dan Development (ABCD). Atas dasar itu, mahasiswa KKN yang berjumlah 7 orang yang ditempatkan di Posko IAIN Kelurahan Munse mencoba memetakkan potensi-potensi alam yang ada di Konkep.

”Awalnya, kami berpikir bahwa Konkep ini hanya memiliki potensi alam disektor perikanan saja karena daerah ini merupakan daerah kepulauan. Namun setelah kami berdiskusi dengan Pak Lurah dan masyarakat, ternyata potensi alam di sektor lain sangat melimpah. Misal di sektor pertanian, perkebunan, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, kami meminta kepada Pak Lurah dan beberapa masyarakat untuk menemani kami meninjau langsung potensi alam disektor pertanian dan perkebunan,” paparnya.

Sanbung Sultan Ahmad Fauzan, setelah melakukan penijauan di lapangan, mereka mengambil beberapa sample dari limba kelapa dan umbi gadung atau ONDO warga Wawonii menyebutnya. Kemudian dari dua jenis limba itu diteliti dan observasi. Ternyata sangat luar biasa manfaatnya untuk masyarakat. Untuk umbi gadung ini setelah di observasi dengan mengunakan bahan feustisida bisa digunakan masyarakat sebagai pupuk pembunuh hama padi, seperti serangga atau belalang dan hama wereng batang, sehingga kami memberinya nama ”Pestina”.

Untuk metode pembuatannya, masih kata mahasiswa itu, sebab dengan keterbatasan alat sehingga kami buat secara konvesional. Pertama umbi gadungnya dikupas kemudian diparut secara halus. Setelah itu diperas airnya kemudian dimasukan kedalam tangki, jadi pembuatannya itu sangat simple dan sedeharna.

Masih dijelaskan Sultan Ahmad Fauzan, untuk limba kelapa kami observasi menjadi dua jenis. “Pertama serabut kelapanya itu kami olah menjadi media tanam. Manfaat dari media tanam ini, jika disiram dengan air mampu menyimpan sepuluh kali lipat lebih baik dari tanah, karena sipatnya hidroponik. Kemudian manfaat lainnya, dia bisa mematikan cacing tanah,” paparnya.

“Sementara untuk arang bricket ini, metode pembuatannya itu, dibakar dulu arang tempurungnya, kemudian dihaluskan sesuai tekstur yang kita inginkan. Setelah itu dicetak dan direkatkan dengan menggunakan kanji. Untuk arang bricket ini sangat menjanjikan sebab sudah banyak digunakan oleh negara-negara luar, seperti Jepang, Korea, dan China,” tambahnya.

Sultan Ahmad Fauzan menyebut, di Indonesia pun saat ini sudah banyak yang mengunakannya, misalnya di beberapa restoran dan hotel. Selain itu, arang bricket bisa menjadi salah satu pilihan bagi para pendaki gunung, dan wisatawan jika hendak piknik. Sebab, kelebihan dari arang bricket ini nyalanya cepat dan tahan lama, tidak berasap dan tidak berbau.

Menurut mahasiswa SAINS IPA Terpadu IAIN Kendari itu, untuk memudakan pembuatan tiga prodak ini secara massal, maka masyarakat dan pemerintah harus bersinergi. Dalam hal ini langkah yang harus dilakukan, masyarakat harus membentuk gabungan kelompok usaha tani (GAPOKTAN). Setelah terbentuk, maka Gapoktan bisa mengajukan bantuan pengadaan mesin pembuatan arang bricket dan cocopeat.

”Jika masyarakat dan pemerintah daerah bersinergi dalam mengelola potensi alam daerah ini, maka kami meyakini hal ini bakal mampu mendongkrak perekonomian masyarakat secara umum,” tandasnya.

Salah satu warga Kelurahan Munse Hijriah, mengaku bersyukur dan berterimkasih kepada mahasiswa KKN IAIN Kendari yang sudah bersedia mengajarkan cara pengelolahan dan pemanfaatan umbi gadung dan limba kelapa.

“Semoga ilmu yang kami dapatkan ini bisa memajukan ekonomi kami kedepannya melalui usaha pengembangan tiga prodak ini,” harapnya.

Di tempat sama, Lurah Munse Jumrin, menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada peserta KKN IAIN Kendari, khususnya mahasiswa KKN yang berada di Kelurahan Munse sudah memberikan dedikasi kepada ibu-ibu Dasawisma Kelurahan Munse.

”Semoga ilmu yang didapatkan ini bisa di implementasikan dengan baik oleh masyarakat dan berdampak pada peningkatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM),” pungkas Lurah. (Redaksi)

Komentar