Sekda Sultra Buka Suara Soal Polemik Rekrutmen Tenaga Honorer Rumah Sakit Jantung

Harianpublik.id,Kendari – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Asrun Lio buka suara terkait polemik rekrutmen tenaga tenaga honorer di Rumah Sakit Jantung, Pembuluh Darah dan Otak Oputa Yi Koo, yang kemudian berujung pada aksi demo di Kantor BKD Sultra hingga berakhir ricuh, pada Senin (8/1/2024).

Terkait kejadian tersebut, Jenderal ASN Provinsi Sultra itu meminta kepada semua pihak untuk tetap dapat menahan diri, agar permasalahan rekrutmen tenaga tenaga honorer, tidak sampai merembes bahkan membuka persoalan baru, terlebih hingga akhirnya menimbulkan insiden antara massa aksi demonstrasi dengan aparat Sat Pol PP Provinsi Sultra.

“Sebelum memberikan penjelasan lebih rinci terkait kronologis rekrutmen tenaga tenaga honorer RS Jantung, saya menyampaikan rasa empati serta permohonan maaf atas peristiwa yang menimpa massa aksi demo di Kantor BKD Provinsi Sultra,” ucapnya, pada Selasa (9/1).

Berangkat dari seorang akademisi, Asrun Lio memahami betul bagaimana kondisi psikologis massa aksi, dimana sebagian kecil diantaranya, melibatkan gerakan mahasiswa, yang tidak lain adalah anak didik. Sehingga naluri orang tua sebagai dosen, tak bisa terelakkan pada diri Sekda Sultra ini, serta sebagai pimpinan yang memiliki tanggung jawab terhadap bawahannya.

Adapun peristiwa tersebut dilaporkan ke pihak berwajib, bagi Asrun Lio, hal tersebut merupakan hal yang lumrah, sebagai upaya dari massa aksi demo dalam mencari keadilan, sekaligus momen bagi pemerintah. Dalam hal ini, Sat Pol PP Sultra untuk lebih memperbaiki diri dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, utamanya yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.

Usai mengungkapkan rasa empati dan simpati atas aksi demo yang berujung ricuh, Sekda Sultra ini juga menuturkan, jika penjelasan yang akan diberikannya terkait rekrutmen tenaga honorer RS Jantung, Pembuluh Darah dan Otak Oputa Yi Koo pada tahun 2023 lalu hingga munculnya polemik 413 pelamar.

“Bukan dalam rangka mencari kesalahan salah satu pihak, melainkan dalam rangka meluruskan informasi yang selama ini berkembang miring, dengan tetap mengedepankan duduk bersama untuk mencari solusi terbaik,” tegasnya.

Terlebih dirinya selaku Sekda Sultra telah mengambil sejumlah langkah konkret, dalam menangani persoalan dimaksud, tanpa memberikan penjelasan kepada publik, karena adanya sejumlah pertimbangan penting.

Asrun Lio mengungkapkan, jika dalam rekrutmen pegawai honorer RS Jantung harus tetap berlandaskan Undang Undamg yang berlaku, dengan tetap memikirkan nasib para pencari kerja.

“Untuk diketahui, rekrutmen pegawai honorer RS ini diawali dengan pembentukan panitia. Kemudian, ketua panitia melakukan seleksi penerimaan pegawai honorer, guna mengisi 36 formasi jabatan untuk 187 tenaga tenaga non ASN pada Rumah Sakit Jantung, Pembuluh Darah dan Otak Oputa Yi Koo Pemerintah Provinsi Sultra,” jelasnya.

Setelah itu, sambung Asrun Lio, ketua panitia mengeluarkan surat pengumuman tentang Kelulusan Peserta Seleksi Computer Assisted Test (CAT) sebanyak 187 orang yang dinyatakan lulus, untuk kemudian diangkat menjadi Pegawai Non Aparatur Sipil Negara RS tahun 2023 dan penggajiannya telah dianggarkan pada DPA Dinas Kesehatan Sultra Tahun Anggaran 2023.

Dia melanjutkan, sehubungan hal tersebut maka telah dilaksanakan rekrutmen tenaga non ASN pada Rumah Sakit Jantung Pembuluh Darah dan Otak Oputa Yi Koo Provinsi Sultra, untuk mengisi formasi sebanyak 187 orang sesuai dengan pengumuman yang dikeluarkan oleh Panitia Seleksi (Pansel).

“Jadi adanya tambahan formasi atau yang disebut formasi tambahan hingga kini mencapai 413, tanpa melalui panitia ataupun ketua panitia seleksi,” katanya

Meskipun demikian, tambah dia, pihaknya akan tetap mencari solusi terbaik, serta melakukan pemeriksaan terhadap 413 pelamar yang dimaksud. (**)

Komentar