Harianpublik.id,Kendari – Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Halu Oleo (UHO) menggelar seminar nasional bertajuk “Ekonomi Biru Tantangan dan Strategi Hilirisasi Pengelolaan dan Pemanfaatan Sektor Kelautan dan Perikanan Berkelanjutan” di Claro Hotel Kendari, Kamis (19/10/2023).
Seminar skala nasional itu menghadirkan sejumlah pembicara kompeten, diantaranya Plt Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI Agus Suherman, Dekan FPIK UNDIP Tri Winarni Agustini, Rektor UHO Muhammad Zamrun Firihu, Dekan FPIK Asriyani, serta Akademisi FPIK UB Abubakar Sambah.
Dalam kesempatan itu, Rektor UHO mengatakan bahwa Sulawesi Tenggara (Sultra) kaya akan Sumber Daya Alam (SDA), bukan hanya tambang, tetapi juga memiliki potensi laut dan perikanan yang harus dijaga dan dilestarikan.
“Ada potensi yang kita perlu gali dan kelola serta bisa kita manfaatkan dan kembangkan yakni potensi perikanan dan kelautan di Sultra yang begitu besar,” katanya.
Olehnya itu, sambung Zamrun seminar ini sebagai salah satu upaya untuk mencari peluang dan nilai lebih dari luasnya lautan yang ada di Bumi Anoa.
“Potensi perikanan Indonesia itu sangat luar biasa. Untuk Sulawesi Tenggara sendiri 70 persen wilayahnya adalah laut. Dari 17 kabupaten kota, hanya Kolaka Timur yang tidak punya laut. Sementara 16 daerah lainnya semuanya berbatasan dengan laut. Artinya kita punya potensi laut yang sangat luar biasa,” katanya.
“Dengan seminar hari ini, saya berharap berbagai hal tentang potensi perikanan dan keluatan Sulawesi Tenggara itu bisa kita gali. Sehingga kedepannya penelitian baik dosen atau mahasiswa itu bisa menggalih berpotensi tersebut untuk kemajuan pembangunan perikanan di Sultra,” pungkas Zamrun.
Sementara itu, Plt Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP RI Agus Suherman, menguraikan bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengusung lima kebijakan atau program ekonomi biru. Kebijakan berjangka panjang diharapkan agar bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi rakyat.
Dia merincikan, lima program ekonomi biru yaitu penambahan luas kawasan konservasi laut; penangkapan ikan terukur berbasis kuota; pengembangan budi daya laut, pesisir dan darat yang berkelanjutan; pengelolaan dan pengawasan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil; serta pengelolaan sampah plastik di laut melalui gerakan partisipasi nelayan.
“Sultra ini salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan keanekaragaman hayati lautnya,” tutup Agus Suherman. (**)
Penulis: Elis/Fatma
Komentar