Mengenal Lebih Dekat Sosok Juru Bicara Bupati Muna Barat

Harianpublik.id,Muna Barat – Sederhana, sigap plus bersahabat, luwes serta mudah berkomunikasi dengan siapapun adalah ciri dan karakter khas dari kepribadian yang dimiliki oleh Muh Fajar Fariki S.Sos M.Si. Akhir-akhir ini wajah pria berbintang Leo ini kerap menghiasi media massa, baik cetak maupun elektronik.

Perannya sebagai Juru Bicara (Jubir) Bupati Muna Barat dan Pemerintah Kabupaten Muna Barat, membuat mantan aktivis mahasiswa Fisipol UHO ini selalu menjadi sasaran dan kritik para netizen, sehingga tampak menjadi komsumsi bidikan kamera dan pertanyaan para insan pers.

Sebagai “corong” informasi pemerintah daerah, pria yang memiliki hobi membaca ini selalu pasang badan dan tampil terdepan untuk memberikan informasi-informasi pembangunan untuk pencerahan kepada masyarakat. Lulusan Pascasarjana Fisipol Universitas Halu Oleo ini selalu tampil profesional dalam bekerja serta mampu membangun komunikasi dua arah dengan para insan pers.

Setiap isu yang berkembang di Bumi Laworo, tak pernah luput dari pantauan dan analisa dari pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Bidang Kewaspadaan Nasional, Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Muna ini. Dia selalu tanggap, peka serta mampu mengelolah isu-isu tentang pemerintah daerah yang berkembang di masyarakat. Sehingga tidak menjadi isu yang ‘liar’ dan cenderung merusak citra pemimpin pemerintahan di mata masyarakat. Menurut pria yang pernah menempuh pendidikan pada Badan Intelijen Strategis (BAIS) Cilendek Bogor Jawa Barat ini, bahwa Bupati Muna Barat secara personal dan Pemkab Muna Barat secara kelembagaan sangat terbuka menerima kritikan dan saran dari seluruh komponen masyarakat, termasuk media massa.

“Kontrol media massa dan masyarakat sangat penting untuk membangun Muna Barat yang lebih baik dan kuat”, ucapanya.

Sebagai Juru Bicara, Mantan Lurah Sidodadi Kabupaten Muna itu, memiliki tekad untuk selalu menyediakan dan memberikan informasi publik yang benar dan akurat kepa da masyarakat, media massa, dan insan pers, baik melalui rilis pers maupun melalui instrumen media sosial seperti facebook, website, twiter dan youtube Pemkab Muna Barat.

“Sebagai Jubir tentunya kita memiliki kewajiban dan tugas untuk memberikan informasi dan pencerahan pada masyarakat, dengan menyampaikan informasi pemerintahan dan pembangunan secara akurat, transparan dan komprehenshif. Paling utama adalah menyatukan persepsi antara masyarakat dan pemerintah terkait dengan geliat pembangunan yang sedang dan akan dilaksanakan,” terangnya.

Sebagai seorang juru bicara pemerintah daerah, pekerjaan ini bukanlah pekerjaan yang mudah, tapi memiliki resiko dan tanggung jawab publik yang besar, karena pernyataannya akan berdampak pada pencitraan pemerintah daerah di mata publik. Tak jarang pria yang juga pernah memegang peranan sebagai Humas Kwartir Cabang Pramuka Kabupaten Muna itu, kerap mendapatkan kritikan pedas dari sejumlah elemen, terkait pernyataan-pernyataann ya di media masa.

Namun Fajar menganggap hal itu sebagai sesuatu yang wajar dan resiko menjadi seorang ‘speaker’ yang harus tampil terdepan menginformasikan mengenai kebijakan pemerintah.

“Saya paham bahwa setiap kebijakan pasti ada pro dan kontra serta tidak bisa memuaskan semua pihak. Saya siap pasang badan untuk melindungi pemimpin dan menjaga marwah dan mengangkat martabat pemerintah,” tuturnya menegaskan.

Sebagai bawahan, Fajar Fariki terbilang bisa memposisikan diri. Menurut dia, perintah pimpinan bukan untuk didiskusikan, tapi untuk dilaksanakan dengan semangat ‘Loyalitas Tegak Lurus’. Tagline ini sudah menjadi falsafah hidup dalam mengarungi dunia berbirokrasi cetus mantan koordinator LSM Formad Sultra ini, ketika dia memutuskan terjun di dunia birokrasi.

“Perintah itu adalah arwah dari sebuah tanggung jawab yang harus kita emban,” tukas pria yang pernah berkecimpung pada dunia LSM yang ada di Bumi Anoa ini. (**)

Penulis: Rixan Ardian

Komentar