Harianpublik.id,Kendari – Terkait rencana gerakan massal pembuatan minyak goreng tradisional dari santan kelapa, Ketua Umum DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Sultra, Alvin Akawijaya Putra SH terus memastikan semua kesiapan pelaksanaan.
Hal itu sebagai salah satu upaya dalam menjawab isu serta menghidupkan kembali kearifan lokal masyarakat Sultra, dengan menggandeng sejumlah instansi terkait, diantaranya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Sultra.
“Gerakan massal pembuatan minyak goreng tradisional ini berangkat dari rasa miris kita terkait isu minyak goreng yang ada saat ini. Sebagai Ketua Umum DPD KNPI Provinsi Sultra, saya merasa terpanggil untuk melakukan gerakan ini, dengan melibatkan kaum muda dan berkoordinasi bersama pemerintah, yang secara teknis melibatkan beberapa instansi terkait, diantaranya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra,” ucap Ketua Yayasan Sultra Raya Dua Ribu Dua Puluh ini.
Menurutnya, gerakan itu juga untuk memberikan semangat kepada masyarakat, khususnya umat islam yang sesaat lagi akan menyambut bulan suci ramadan.
“Kurang lebih seminggu lagi, umat islam akan menghadapi bulan suci ramadan. Jadi janganlah panik soal minyak goreng, masih ada minyak tradisional kita. Jika harga kelapa di Kota Kendari mahal, maka bisa memanfaatkan jaringan sanak keluarga yang ada di daerah lain untuk distribusi buah kelapa dalam. Upaya ini, agar kita sebagai masyarakat Sultra bisa bersama-sama menjawab isu kelangkaan hingga tingginya harga minyak goreng di pasaran,” tutur anak muda yang juga sebagai Direktur PT Maoge Lintas Perkasa ini.
Anak muda jebolah Universitas Gajah Mada, Yogyakarta Program S1 Fakultas Hukum Konsentrasi Bisnis Hukum ini menyakini, jika masyarakat Sultra secara bersama-sama bisa menghadapi dan melewati masa pandemi covid-19 dengan baik melalui penerapan protokol kesehatan secara ketat. Maka persoalan minyak goreng pun harus demikian, sehingga tidak boleh panik karena hal tersebut bisa menjadi sasaran empuk oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, dalam memainkan harga ataupun penyediaan minyak goreng.
“Kita kan mau ramadan, apalagi masih di tengah pandemi covid. Jadi gerakan menjawab kelangkaan minyak goreng pada setiap rumah tangga tidak boleh hanya menjadi selogan semata, namun bisa digaungkan dengan mengajak kaum muda serta pemerintah, agar setiap rumah tangga mampu menjadi produsen, minimal untuk kebutuhan sehari-hari,” tutur Badan Pemenangan Pemilu Partai Nasdem Sultra ini.
Alvin kembali melanjutkan, terkait gerakan pembuatan minyak goreng secara tradisional tersebut, hampir tidak ada masalah, karena 17 kabupaten di Sultra memiliki potensi ketersediaan kelapa dalam. Hanya saja, selama ini kurang termanfaatkan oleh masyarakat Sultra.
Anak muda yang pernah Magang di Kantor Hukum Kores Tambunan and Partners ini pun kembali berharap bahwa setelah gerakan massal dilakukan agar pemerintah daerah bisa memikirkan peningkatan pengolahan minyak goreng tradisional tersebut, sehingga bisa menciptakan lapangan kerja baru melalui pemanfaatan potensi daerah, peningkatan ekonomi masyarakat, yang tentu berdampak pada peningkatan kesejahteraan.
Sementara itu, Kadibud Sultra, Drs Asrun Lio MHum PhD menyambut baik gagasan yang diusung oleh Ketua KNPI Sultra, Alvin Akawijaya Putra SH, terlebih telah melalui koordinasi secara intensif bersama Gubernur Sultra.
“Ide ini cukup kreatif dan inovatif karena anak-anak muda ini siap menjadi penggerak dan sigap mencari solusi dalam menjawab isu kelangkaan minyak goreng. Sebagai pemerintah, tentu semangat ini harus didukung, apalagi isunya berkaitan dengan masyarakat banyak. Pemerintah memang memiliki kebijakan, tetapi peran pemuda sangat dibutuhkan untuk menggerakan ataupun mengingatkan,” singkat Akademisi asal Moronene Bombana ini.(**)
Penulis: Manto
Komentar