harianpublik.id-Konkep – Abdiyanto, mendirikan Sekolah Sepak Bola Wawonii (SSBW) untuk membina anak-anak di Kampung halamannya di Kecamatan Wawonii Barat Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep).
Alumni Universitas Halu Oleo (UHO) itu, merasa terpanggil untuk mendirikan SSBW bagi anak-anak yang tinggal di kampung. Hal ini berangkat dari kecintaannya terhadap olahraga populer tersebut dan melihat bakat dan potensi anak-anak terhadap sepak bola. Olehnya itu, Abdiyanto rela menghabiskan waktunya setiap sore hari demi membina serta membentuk mental sepak bola anak sedini mungkin.
Awalnya, mahasiswa S2 Pasca Sarjana Olahraga di UHO Kendari itu, hanya bermodalkan nekat. Dia melihat banyak potensi yang dimiliki anak-anak di kampung halamannya. Hal itulah yang menjadi dasar pemikiran lahirnua SSBW.
“Saya berangkat dari kegelisahan hati dan pikiran seorang guru olahraga yang melihat ada banyak potensi besar pada generasi kita terhadap olahraga sepak bola. Menurut saya, perhatian pemerintah daerah masih kurang, maka saya berani terjun langsung membina bakat dengan niat yang ikhlas dan selalu berupaya untuk memberikan yang terbaik untuk kampung halaman saya,” ucap Abdiyanto saat ditemui di sela-sela latihan.
Baginya, menyiapkan wadah merupakan salah satu bentuk upaya nyata dalam memberikan perhatian peningkatan prestasi atlet sepak bola di Konkep, terkhusus Wawonii Barat. Maka digagas lah SSBW dengan membentuk pengurus dan pengelolanya.
“SSBW sebagai wadah penampungan minat dan bakat para generasi muda di daerah Kabupaten Konawe Kepulauan. Selain itu juga meningkatkan mutu para pemain sepak bola usia anak-anak yang nantinya diharapkan bisa melahirkan bibit generasi sepak bola yang profesional,” harap Abdiyanto.
Kini, SSBW sudah berjalan 1 bulan, dengan peserta 100 orang anak. Mereka berasal dari berbagai desa di Kecamatan Wawonii Barat. SSBW terfokus pada program latihan anak umur 13 tahun ke bawah. Dalam seminngu dijadwalkan sebanyak 4 latihan yakni mulai Kamis, Jumat, Sabtu dan Ahad.
Abdiyanto berharap sebagai guru olahraga yang belum memiliki ilegal stending kepelatihan, SSBW ini bisa dinahkodai oleh pemerintah daerah dan diambil alih langsung kepengurusannya agar bisa mendatangkan pelatihan yang berlisensi. “Kalau itu terjadi menurut saya tugas pengapdian saya selesai. Saya berharap SSBW bisa melahirkan banyak prestasi kedepannya. Tentunya juga akan bisa mengharumkan nama daerah,” pungkasnya. (**)
Komentar