HarianPublik.id,Kendari – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kendari mencatat Kota Kendari di Bulan Juni tahun 2025 mengalami inflasi sebesar 1,47 persen.
Hal itu disampaikan BPS saat merilis angka inflasi dan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Kendari bulan Juli 2025, di Aula BPS, Selasa (1/7/2025). Acara ini dihadiri Asisten III Pemkot Kendari sebagai Plh Sekda Kota.
Kepala BPS Kota Kendari Sulistiawati Efendy, menjelaskan, berdasarkan data BPS, inflasi year-on-year (yoy) pada Juni 2025 tercatat sebesar 1,47 persen. Sementara inflasi month-to-month (mtm) sebesar 0,37 persen dan inflasi year-to-date (ytd) sejak Januari hingga Juni mencapai 2,23 persen.
Kenaikan ini didorong oleh delapan dari sebelas kelompok pengeluaran utama, dengan penyumbang terbesar adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami kenaikan indeks sebesar 1,73 persen, memberikan andil 0,30 persen terhadap inflasi bulan tersebut.
Kepala BPS mengungkapkan, dari 10 komoditas penyumbang inflasi tertinggi, tercatat ikan teri, cabai rawit, dan angkutan udara memberikan kontribusi signifikan.
“Sawi hijau, ayam hidup, dan sabun cair menjadi beberapa komoditas yang justru menyumbang deflasi,” jelasnya.
Meski tekanan inflasi masih terkendali, ia mengingatkan perlunya antisipasi akibat musim hujan yang berkepanjangan, khususnya terhadap produk hortikultura dan perikanan.
Kepala BPS Sulistiawati menambahkan, perlunya menyampaikan fakta dan data secara terbuka dalam forum pemerintah. Ia menyebutkan bahwa rapor inflasi bukan semata soal angka, tetapi mencerminkan efektivitas kerja daerah dalam menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat. Maka, upaya komunikasi dan pelaporan yang intensif harus menjadi prioritas ke depan.
Sementara itu, Asisten III, Imran Ismail, menegaskan bahwa inflasi Kota Kendari masih dalam kategori aman dan terkendali, berkat sinergi antar-OPD serta intervensi seperti pasar murah yang telah dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan di berbagai kecamatan.
“Seluruh instansi tetap waspada terhadap potensi gangguan pasokan dan kenaikan harga akibat tingginya curah hujan yang berdampak pada sektor pertanian dan kelautan,” ungkapnya.
Menutup diskusi, seluruh peserta sepakat bahwa langkah konkret seperti pemantauan distribusi barang, koordinasi dengan pedagang, serta optimalisasi program kerja lintas dinas harus terus diperkuat.
Pemerintah Kota Kendari menargetkan agar tekanan inflasi tetap dapat ditekan menjelang kuartal ketiga 2025, khususnya menghadapi potensi risiko dari perubahan cuaca dan gangguan rantai pasok bahan pangan. (**)
Komentar